SIDOARJO, MediaSorotMata.com – Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo, bersama Camat, TNI-Polri dan Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA) UNAIR menggelar bakti sosial. Salah satunya di Desa Tropodo Kecamatan Krian bertujuan Edukasi, memberikan bantuan tenaga dan obat-obatan serta sosialisasi untuk peternak dan penanganan pencegahan.
Saat rapat tersebut Drh Toni Hartono mengatakan, di Sidoarjo ini banyak sapi yang sudah kena PMK, tapi sudah bisa ditangani dengan pengobatan, baik dengan terapi antibiotik maupun vitamin dan penyemprotan.
Yang terdampak 1144 ekor yang sakit sejumlah 673 ekor yang sudah sembuh 404 ekor dan yang mati sejumlah 22 ekor dan potong paksa sebesar 41 ekor, ini data kemarin, ucapnya”.
Awalnya sekitar tiga desa menyebar ke masing – masing kecamatan. Dan saat ini dari 18 kecamatan sudah terdapat kasus di 16 kecamatan. Menurut grafik laporan kasus yang ada, itu penularannya agak menurun, tapi sudah dalam fase mau sembuh,” jelas Toni.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo, Dr Eni Rustianingsih ST., MT menambahkan, untuk wabah PMK ini perlu dibicarakan bersama, setingkat muspida.
Secepat mungkin akan kita fokuskan setelah ada aduan dari masyarakat peternak dan mengadministrasi hasil laporan masyarakat tersebut, dari dasar surat itulah nanti yang bisa mengkomunikasikan kepada Bapak Bupati dengan Stakeholder.
“Untuk lebih lanjutnya permasalahan penyakit PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) bisa disembuhkan, asalkan pertama sanitasinya bagus, dan memang harus turun bareng, saluran air kandang jangan sampai lari ke kandang lainnya,” kata Eni, Jum’at (20/5/2022).
Salah satu peternak Bu Hj. Norotin menyampaikan, pertama untuk melihat perkembangan kesehatan sapinya, ke dua masalah tindak lanjut kesehatan bagaimana perkembangan sapinya itu sendiri. Karena di desa Klagen Tropodo RT 02 RW 04 Kecamatan Krian ini, banyak sapi potong selain sapi perah bagaimana untuk meningkatkan produksinya kembali. Karena dengan adanya PMK ini produksi turun drastis,yang biasanya 150 – 200 Liter hanya produksi 20 Liter.
Kepada Pemerintah kami berharap tetap di upayakan kesehatannya terus penanganan nya bagaimana untuk meningkatkan produksi itu sendiri. Kami berpesan kepada Pak Bupati, kami sebagai peternak di Desa Tropodo Kecamatan Krian paling tidak peternak ini mohon diperhatikan untuk kesehatan sapi- sapi,” keluhnya.
Produksi sendiri, tidak produksi otomatis ekonomi kita tidak ada pemasukan. Masalah relaxasi bank, karena kita tidak bisa produksi jangankan bayar bank, untuk makan ternak saja kita sudah minus. Sementara untuk suplay kebutuhan barang hasil dari jual sapi yang terpaksa.
Kami berharap dengan adanya sosialisasi dengan pantauan langsung kita berterima kasih paling tidak ada perkembangan untuk kesehatan sapi , sehingga Idul Adha nanti sapi yang masuk masih bisa di jual,” pungkas lbu Hj, Norotin. (Nuri/Red)