Selasa, 8 Okt 2024
JATIM

PT. BSI Menyikapi Positif Protes Masyarakat Dua Desa Terkait Jalan Yang Rusak, Warga Bertanya, Bagaimana Peran PemKab Banyuwangi

BANYUWANGI, MediaSorotMata.com – Aksi protes Masyarakat Desa Sumbermulyo dan Desa Sumberagung terkait jalan yang rusak dengan menanami pohon pisang setiap lubang dan tepian jalan sejauh lebih kurang 3 kilometer, akhirnya terjawab pada hari Kamis (30/6/2022) kemarin.

Pasalnya Aksi protes warga sekitar yang dimulai pada hari minggu (26/6/2022) tersebut, membuat lalu lintas menjadi semrawut. Kendaraan yang melintas harus antri untuk berpapasan.

Jalan yang notabene menjadi akses untuk mencapai tempat wisata yang cukup menarik wisatawan dari berbagai daerah tersebut (Pulau Merah) dibiarkan rusak cukup lama.

Sering terjadinya pengendara motor jatuh dan bertabrakan saat  menghindari lubang dijalanan tersebut. Saat hari kedua dari aksi protes warga tersebut, awak media berusaha menggali informasi persoalan tersebut, salah satunya menemui Kepala Desa Sumberagung, namun tidak berhasil. “Bu Kades dan Sekdes tidak ada, lagi keluar,” ucap penerima tamu di pos tamu.

Di tempat yang berbeda, saat bergeser ke Desa Sumbermulyo, awak media diterima langsung oleh kepala desa Pak Subali.

“Sudah kami sampaikan aspirasi dari masyarakat ke Pemerintah Daerah sejak awal protes masyarakat, namun kami tidak bisa bertemu dengan Bupati sendiri, karena beliau tidak ada di tempat,” ucap Pak Subali, saat di konfirmasi di kantor desanya. 

Pihak Desa sendiri tidak bisa berbuat banyak dalam masalah ini.

Menurut Tokoh masyarakat desa Sumberagung, Pak Paino alias Pak Kentung, jangan hanya dieksploitasi sumber daya alamnya daerah kami ini, baik wisata maupun tambangnya. Harus diperhatikan lah akses untuk mencapai tempat wisata dan tambang itu,” ucapnya.

“Berbagai mediasi yang dilakukan dengan pemerintah desa dan kecamatan akhirnya menemukan titik temu setelah PT. Bumi Sukses Indo (BSI) yang melakukan pertambangan di Gunung Tumpang Pitu ikut berperan, aspirasi dari masyarakat terjawab.

Akhirnya, dengan mediasi yang dilakukan, pihak manajemen PT. BSI siap untuk memperbaiki jalan sepanjang lebih kurang 3 kilometer tersebut dengan sistem rigid pavemen. 

Menurut Bambang Wijanarko selaku senior manager eksternal affair melalui pesan Whatsappnya, PT BSI siap untuk memperbaiki ruas jalan yang menghubungkan desa Sumbermulyo dan desa Sumberagung tersebut. 

Hal itu dilakukan karena armada logistik PT BSI setiap hari juga melintasi ruas jalan tersebut, sekaligus untuk  pengembangan daerah terdampak tambang serta menjawab aspirasi masyarakat. 

Pengerjaan perbaikan jalan itu akan dilakukan pada hari senin (4/7/2022), namun masyarakat mendesak untuk segera diperbaiki. 

Yuli, perwakilan masyarakat yang ikut mediasi mengungkapkan, jika tidak dikerjakan pada hari jum’at (1/7/2022) maka kendaraan logistik PT BSI dilarang melintas.

“Kami meminta jaminan, bahwa tanggal 1 harus mulai dikerjakan, datangkan alat berat untuk mengerjakannya, jika tidak, kendaraan berat pengangkut logistik PT BSI tetap tidak bisa melintas,” ungkap Yuli.

“Dengan negosiasi yang sedikit menegangkan, akhirnya pihak PT BSI bersedia mendatangkan ekskavator untuk mengerjakan perbaikan jalan tersebut per hari Jum’at (1/7/2022). 

Setelah permintaan masyarakat dipenuhi, barulah, iring iringan kendaraan logistik PT BSI yang sempat tertahan 4 hari, bisa melewati ruas jalan itu kembali dengan kawalan ketat mobil dinas Kepolisian dari seluruh jajaran Polsek yang ada di Polresta Banyuwangi.

“Kami akan terus kawal, jangan sampai tersendat pengerjaan perbaikan jalan ini, karena kami juga yang merasakan susahnya melewati jalan rusak ini,” pungkas Pak Paino alias Pak Kentung.

Sampai berita ini diturunkan, awak media belum bisa terhubung dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk meminta keterangan,” (Nang)



Baca Juga