Uri-uri Tradisi dan Budaya Leluhur, Kampung Macanan Ngimbang Pendowoharjo Adakan Acara Nyadran

4 April 2021 167 KALI DILIHAT

BANTUL.Yogyakarta, MediaSorotMata.comSeperti halnya Dusun-dusun yang berada di kawasan Kabupaten Bantul. Tradisi Nyadran atau Ruwahan juga di laksanakan di Dusun Macanan Ngimbang Rt 22 Pendowoharjo. Sewon, Bantul. Pada ahad pagi (4/42021 bertempat di aulan makam kampung Macanan.

KRT Projo Zaelani sebagai panitia acara didampingi Ustad Ahmadi sebagai pembawa acara mengatakan. “Acara yang dilaksanakan setaiap tahun di bulan Sha’ban ini juga sekaligus menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1442 H. Setelah sebelumnya di lakukan kerja bakti bersih makam. Ini adalah tradisi warga yang sudah berjalan bertahun-tahun di kampun Macanan.

Di bulan yang sangat baik ini, lebih- lebih menjelang bulan puasa, kita harus selalu ingat pada para leluhur kampung yang sudah meninggal serta mengirimkan doa agar Allah SWT senantiasa memberikan ampunan kepada arwah orang tua kita yang sudah di alam barzah.

Adapun acara di mulai pukul 08.15 wib. Di awali dengan pengajian oleh Kyai Muhamad Toyib dari Sawahan Pendowoharjo. Juga di dampingi sesepuh Banser Bantul ,O’ong fariyama.

Dalam isi ceramah singkatnya. Kyai Muh.Toyib menekankan. “Bahwa tradisi mengunjungi makam sudah berlansung sejak jaman sebelum masa islam di pulau jawa. Namun dengan ritual Animesme dan dinamisme.

Lalu muncul para wali penyebar agama Islam yang berdakwah di tanah jawa mengganti tradisi itu dengan memasukkan ajaran Islam dengan istilah arab Yaadzaron. Karena lidah orang jawa kesulitan dengan kata-kata yang tak biasa maka munculah istilah Nyadran yang berlaku hingga saat ini.

“Terputuslah setiap amalan Anak Adam jika sudah terbujur menjadi mayat kecuali 3 perkara. Yaitu Amal jahriah, Ilmu yang bermanfaat dan Doa anak yang saleh. Maka di kesempatan akhir Bulan sha’ban ini. Kita anak yang telah di tinggalkan orang tua kita yang sudah meninggal wajib mendo’akan keselamatan orang tua kita yang berada di alam kubur.

Karena Ridho Alloh pada seseorang, tergantung ridho orang tua pada anak anaknya.

“Di pemakam inilah kita semua nanti akan berhakir. Tapi dari pemakaman ini pula kita bisa hadir ke dunia ini melalui orang-orang tua kita dulu.” Pungkas Kyai Muh, Toyib.

Acara di lanjutkan dengan pembacaan tahlil yang di pimpin Kaum rois dukuh ngimbang Bpk Nurohman.

Lantas di tutup dengan rangkaian Do’a dengan penuh khikmad. Bapak Munjiat selaku sesepuh dusun merangkap kepala Dukuh Ngimbang mengucap syukur Allhamduliilah.

Bawasannya meskipun masih masa pandemi acara bisa berjalan baik dan tertib juga mematuhi anjuran pemerintah untuk mematuhi protokol kesehatan.” Tutup pak dukuh Munjiat. (rim)

Related posts

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *